Ciri-ciri anak yang mengalami stunting utamanya adalah terhambatnya pertumbuhan anak. Hal ini menyebabkan perawakan yang jauh lebih pendek dibanding teman-teman seusianya.
Jadi, pertumbuhan anak itu tak hanya dilihat dari berat badannya., tetapi tingginya pun juga dihitung. Seperti penjelasannya, tinggi badan anak menjadi salah satu faktor yang menandai stunting dan menjadi penanda apakah nutrisi anak sudah terpenuhi atau belum.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar stunting pada anak. Berikut sumber seputar ciri-ciri anak stunting serta cara mengatasinya!
1. Penyebab Stunting Pada Anak
Tubuh pendek pada anak menjadi permasalahan gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si Kecil.. Terlebih ketika kondisi ini dialami oleh anak yang berusia di bawah 2 tahun. Tentunya harus segera mendapat penanganan yang tepat.
Sebelum mendapat penanganan, ketahui dahulu apa penyebab anak alami stunting. Berikut diantaranya:
- Asupan saat hamil kurang ebrgizi dan berkualitas, yang berdampak pada kondisi pertumbuhan anak ketika lahir. Seperti yang disebutkan WHO, sekitar 20 persen stunting terjadi saat bayi masih berada di dalam kandungan.
- Kebutuhan gizi anak tak tercukupi juga menjadi penyebab lainnya. Sebab, banyak teori menyebutkan bahwa bahwa kurangnya asupan makanan juga menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting. Biasanya kurangnya kebutuhan gizi bisa didasari seperti tak mendapat ASI eksklusif serta makanan pendamping ASI (MPASI) yang diberikan kurang bergizi atau berkualitas.
- Selain itu, kurangnya pengetahuan ibu hamil terkait gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan juga menjadi pemicu anak alami stunting ketika lahir.
- Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal atau khusus untuk setelah melahirkan.
- Kurangnya akses air bersih dan sanitasi, serta kurangnya akses makanan bergizi yang terglong masih mahal.
2. Ciri-ciri Anak Stunting
Para orangtua bisa mengetahui kondisi anakanya apakah stunting atau tidak dengan melakukan ukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Jadi, tak bisa sembarang menebak. Dibutuhkan pengukuran yang tepat untuk mengetahui apakah si Kecil alami stunting atau tidak.
Untuk mengetahui ciri-ciri anak yang alami stunting, selain tubuh yang berperawakan lebih pendek dari teman seusianya, berikut ciri lain yang bisa ketahui:
- Pertumbuhan melambat, seperti pertumbuhan gigi salah satunya.
- Wajah anak tampak lebih muda dari anak seusianya.
- Alami performa yang buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
- Berat badan tidak naik, bahkan cenderung menurun.
- Mudah terserang berbagai penyakit.
- Di usia 8-10 tahun, anak akan menjadi lebih pendiam dan tak mau melakukan banyak kontak mata dengan orang sekitar.
- Perkembangan tubuh anak pun akan terhambat, seperti telat mesntruasi untuk anak perempuan.
3. Penanganan Stunting pada Balita
Berdampak hingga anak beranjak dewasa, stunting bisa segera ditangani dengan cara yang tepat. Menurut Kemenkes RI melalui Buleting Stunting, kondisi ini dipengaruhi dari pola asuh, cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, lingkungan, serta ketahanan pangan.
Jadi, penanganan pertama yang bisa dilakukan ketika anak alami stunting adalah dengan memberikan pola asuh yang tepat. Pola asuh ini meliputi pemberian ASI eksklusif sampai usianya mencapai 6 bulan, serta pemberian MPASI sampai si Kecil berusia 2 tahun.
Ketahui juga jenis makanan yang bisa diberikan pada anak untuk mencukupi gizinya, seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur atau sumber protein lainnya, sayur dan buah yang kaya vitamin A atau lainnya.
Selain itu, ketersediaan pangan di dalam keluarga juga berperan dalam mengatasi stunting. Dengan meningkatkan kualitas makanan harian yang dikonsumsi anak, maka kondisi stunting pada anak pun bisa segera teratasi.